
Banyak manusia yang ingin kaya, tak jarang diantara mereka sampai rela berkorban melakukan apa saja demi menjadi kaya raya. Untuk menjadi kaya, Banyak jalan yang ditempuh manusia, mulai dari bekerja keras tidak mengenal lelah, sampai bekerja keras tidak mengenal halal haram.
Banyak di antara kita yang takut tidak bisa makan sehingga rela bekerja sampai meninggalkan shalat, bukankah itu artinya kita lebih takut miskin daripada takut siksa neraka? Bukankah neraka itu jauh lebih buruk dari pada hidup miskin? Atau jangan-jangan kita menganggap bahwa neraka hanyalah dongeng belaka. Astagfirullahal’adziim.
Saya setuju, hidup kaya itu penting, namun demikian, tidak semua orang yang kaya hidupnya bahagia. Ada orang kaya yang masih merasa kurang kaya, tapi memang ada juga orang kaya yang benar-benar bahagia. Kaya-lah dengan cara yang benar sehingga terwujud bahagia dunia dan akhirat.
Artikel ini kami persembahkan kepada sahabat yang hanya ingin kaya berdasarkan jalan yang benar yaitu jalan yang ditunjukkan Alqur'an. Saya tidak akan memberi amalan ayat-ayat secara dzahiriah dibaca sampai sekian kali. Bukan.. Bukan itu yang saya ingin sampaikan pada anda. Namun alangkah lebih baiknya jika saya memberikan pemahaman tentang makna ayat-ayat agar kaya sehingga bisa kita amalkan dalam kehidupan ini.
Sahabat ingin kaya? Tapi berdasarkan petunjuk yang benar, Alquran? Bacalah artikel ini dengan sabar, dan jangan terburu-buru.
Langkah Pertama,
LURUSKAN NIAT
Apa maksudnya?
Coba sahabat jawab pertanyaan berikut ini:
Jika sahabat diberi kekayaan, apa yang akan sahabat lakukan dengan kekayaan tersebut?
Jawaban dari pertanyaan ini penting dan terkait erat dengan apakah sahabat akan bisa kaya atau tidak bisa kaya.
Sahabat bayangkan, Allah SWT memberikan keuntungan berupa uang 1 milyar tunai dalam brangkas sahabat. Lalu, apa yang akan sahabat lakukan dengan uang tersebut?
Jika sahabat belum memiliki rencana apapun untuk menggunakan uang tersebut, itulah mengapa sahabat sampai saat ini belum kaya. Allah Maha Penyayang, Dia memberikan sesuatu sesuai takarannya. Jika sahabat menggunakan kelapangan rezki hanya untuk bermegah-megahan, maka, miskin itu lebih baik untuk sahabat, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamaNya. Allah SWT mengancam manusia yang bermegah-megahan dengan neraka, dijelaskan Allah SWT dalam Surah At Takaatsur berikut ini:
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At Takaastur: 1-8)
Allah SWT mengancam manusia yang bermegah-megahan dengan NERAKA JAHIIM. Dan jika sahabat hanya ingin kaya untuk bermegah-megahan tentu saja Allah SWT tidak mengabulkannya karena Allah SWT sayang kepada anda.
Sahabat ingin kaya? LURUSKAN NIAT sahabat dulu.
Langkah Kedua,
MEMINTA
Setelah sahabat memiliki rencana untuk apa kekayaan itu nantinya, maka langkah berikutnya adalah MEMINTA. Meminta kepada siapa? Allah SWT, berdoalah hanya kepada Allah SWT. Perhatikan ayat berikut ini:
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar Ruum: 37)
Banyak di antara kita, mengabaikan langkah ini.
Jika ditanya, bagaimana supaya bisa kaya? Jawaban yang umum kita dengar adalah bekerja keras-lah. Namun, bukankah banyak yang sudah bekerja bersungguh-sungguh dan bekerja keras tetapi tidak juga kaya? Bekerja keras sama sekali tidak menjamin anda kaya.
Jadi bagaimana supaya bisa kaya?
Jawaban orang beriman adalah: Berdoalah yang sungguh-sungguh.
Mengapa demikian?
Begini:
Sudah banyak kita melihat ada orang yang bekerja keras tapi tidak juga kaya. Lalu, Jika memang bekerja keras menjamin seseorang bisa kaya, maka, mengapa ada orang yang sudah bekerja keras tapi belum juga kaya. Bahkan, ada yang bangkrut dengan hutang yang cukup banyak, pada hal dia juga bekerja keras.
Itu artinya, bekerja keras bukanlah jaminan seseorang bisa kaya.
Ingatlah kalimat “sakti” ini: Orang yang bekerja keras itu kalah dengan orang yang beruntung.
Ini adalah kenyataan. Ada manusia yang beruntung, sehingga meskipun dia bekerja biasa saja tapi ternyata bisa kaya, lebih kaya dari yang bekerja keras.
Siapakah yang membuat manusia itu beruntung? Ya, Allah. Hanya Allah SWT.
Jadi, kunci untuk kaya bukan pada jenis usaha anda, bukan banyak sedikitnya modal yang anda gunakan, seberapa banyak karyawan yang anda miliki, tapi tergantung Allah SWT semata. Maksudnya, Seberapapun keras usaha anda, maka Allah-lah yang menentukan hasilnya.
Langkah Ketiga,
TAWAKKAL
Niat sudah benar, berdoa pun sudah dipanjatkan, berikutnya bertawakkallah. Sampai disini mungkin ada yang mengatakan:
Allah tidak mungkin menurunkan uang dari langit.
Itu benar sekali, oleh sebab itu, bacalah artikel ini sampai habis. Sabar dan jangan terburu-buru.
Tawakkal bisa kita artikan berserah diri kepada Allah SWT. Berserah diri sangat berbeda dengan tidak berbuat apa-apa. Ini yang harus kita luruskan.
Pahami dan perhatikan hal berikut,
Saat niat sahabat sudah benar, dan sahabat telah memanjatkan doa dengan cara yang juga benar, maka, selanjutnya perhatikan apa yang diberikan Allah SWT kepada sahabat. Contoh:
Setelah sahabat berdoa, tiba-tiba sahabat dipecat sebagai karyawan di tempat sahabat bekerja, janganlah terburu-buru berburuk sangka kepada Allah SWT, bisa jadi itu karena gaji yang anda terima tidak cukup lagi jika dihubungkan dengan permintaan sahabat tadi. Allah SWT ingin memberikan jalan rezeki yang lain, mungkin sebagai pengusaha. Ingat! Bukankah kita setuju bahwa Allah tidak mungkin menurunkan uang dari langit kepada kita.
Setelah sahabat berdoa, ternyata Allah SWT menggerakkan teman sahabat untuk menghubungi sahabat dan menawarkan bisnis yang sekilas biasa saja. Jika sahabat bertawakkal, maka terimalah pekerjaan itu. Jika sahabat menolak, maka itu artinya sahabat tidak bertawakkal. Allah SWT ingin mengabulkan doa sahabat melalui teman tadi, tapi kita yang menolaknya, maka, siapa yang harus disalahkan selain diri kita sendiri. Mengapa sahabat menolaknya, apakah sahabat menginginkan Allah SWT langsung memberikan kepada anda uang jatuh dari langit, bukankah sekali lagi kita setuju, bahwa Allah tidak mungkin menurunkan uang dari langit langsung kepada kita.
Inilah arti dari tawakkal.
TAWAKKAL = MENERIMA apapun yang diberikan Allah SWT dan mensyukurinya.
Semoga bermanfaat dan silahkan DIBAGIKAN, jangan berhenti di Anda.